Jumat, 22 September 2017

Tidak Pernah Terpikir

Dulu , sebelum gue lulus sekolah , cita cita gue jadi pemilik perusahaan , atau ceo , cita cita yang sungguh luar biasa bukan ? :D ya tentu saja , siapa pun bebas memikirkan apa yang dia impikan.

impian gue juga kadang berubah ubah , apalagi setelah di pengaruhi oleh hal hal lain.
setelah gue pikir pikir , kayak nya gue gk bakalan bisa kuliah deh setelah lulus nanti , jadi gue cuman butuh pekerjaan yang menghasilkan duit doang,
gue cuman perlu bahagiain orang tua gue , setelah itu gue cari kesenangan gue.
Tapi, kenyataan memang tidak bisa di tebak , eh salah , takdir yang tidak bisa di tebak , gue lulus sekolah malah kebingungan, mimpi tak semanis kenyataan . di mimpi , gue terbang , tapi kenyataan nya gue merangkak kepanasan

gue saat itu dalam kondisi bingung , gelisah , frustasi , bahkan putus asa . gue mencoba peruntungan kesana sini , tapi nasib gue emang sudah di takdirkan kalah.
tapi gue nggk menyerah gitu aja , gue juga masih punya temen temen gue yang dulu baik banget sama gue, gue mencoba peruntungan ke mereka, tanya mereka , berharap nasib gue sama kayak mereka.
pintu satu persatu mulai terbuka, cahaya perlahan mulai terlihat , gue sedikit antusias , gue sangat bersemangat , gue seperti berada di ujung kemenangan yang sebentar lagi gue raih, gue selalu tersenyum lebar , melupakan apa yang kemarin gue rasakan .

Namun ....

senyum gue perlahan memudar,
pintu itu perlahan tertutup,
cahaya itu perlahan memudar,
kemenangan yang ada di depan mata gue , berubah jadi kegagalan.
gue sangat hancur,
gue pernah hancur sebelumnya , tapi gue lebih hancur sekarang ,
karena gue melihat kegagalan di tangan gue dan melihat kemenangan di depan mata gue,
ya , kemenangan teman teman gue ,
perasaan gue hancur , lebih hancur , bahkan gue seperti mati rasa,
melihat temen temen gue yang dulu akrab sama gue , perlahan mereka menjauh karena kemenangan nya , gue tertinggal jauh .

gue sendirian ..
hampa....
seperti berada di dalam ruang kosong
yang tak bersuhu , tak panas dan juga tak dingin.

gue mencoba melupakan , tapi melupakan semua itu tak seperti melupakan mimpi semalam,
gue cuman bisa tertidur .
gue gk peduli , gue di maki orang tua , bahkan gue jadi bahan omongan tetangga , karena kerjaan gue sekarang cuman tidur,
sesekali gue bangun , menatap langit luar , dan selalu berfikir bagai mana caranya gue bisa bangkit ,
tapi seakan hati kecil gue berbisik,
gue gk pernah bisa bangkit , sampai kapan pun itu,
dan ketika gue bangkit , gue hanya akan membuang buang waktu dan uang,

gue kembali tertidur ,
sesekali gue bosan , gue keluar mencari sesuatu yang mungkin bisa gue dapat ,
tapi arah gue tidak lah begitu jelas ,
gue seperti kehilangan arah,
mungkin , jika gue punya bom waktu , gue akan ledakin di waktu sekarang , tak perlu menunggu lama untuk meledak , tak perlu menunggu lama untuk mengatur waktu buat sebuah ledakan.

hari demi hari gue lewati seperti biasanya , tidak tersenyum , tidak bahagia , tidak sedih , tidak kesal , yang ada hanya sebuah ke hampaan ,

gue cuman sesekali bantuin bapak gue , sedikit menebus jasa beliau , walaupun gue tau , jasa beliau sangatlah besar , beliau kerja keras siang malam buat sekolahin gue , kasih gue makan kasih gue jajan.

langkah gue semakin lama semakin hampa,
gue sesekali menendang apa pun yang ada di depan gue , entah itu botol atau pun batu ,
gue berharap kesialan gue juga bisa gue tendang sejauh mungkin.

gue ......

keluar air mata. . . . .